Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Loading...
PELICAN FANCLUB - Desire

PELICAN FANCLUB - Desire

Artist
Language
Posted by
Updated
Reading time
TitleDesire / PELICAN FANCLUB
Japaneseディザイア / PELICAN FANCLUB
CategoryAnimation
Realese2020-11-25
ComposersAnri Endo
ArrangedPELICAN FANCLUB, Maguro Taniguchi
PerformersPELICAN FANCLUB
LyricistsAnri Endo
Enen no Shouboutai: Ni no Shou (Fire Force 2nd Season) Ending Song 2
Japanese

黙る生命 日々にサイレン 叫ぶ想いは 常にサイレントで流れて 相も変わらず今日も 辿り着けない非常階段 「憧れ」「諦め」が 八の字描いてループして 出口へ導く灯は心が焦がれる方へ 抱いていたディザイア 消したい災いが 非のないところに常識などない 抱いていた現在が後悔を睨んだ どうせ灰になるから僕を見てくれ 君の火は消え 正念は燃え 届かない声 募るもどかしさで壊れて 相も変わらず今日も 行く宛のない喜怒哀楽 意識は爛れている 陽炎のように静寂で それでもまだ夢見れる 揺れる 触れる希望 待っていた時代が 消したい災いを 引きずり戻し身体に逆らう 抱いていた現在が後悔を睨んだ どうせ灰になるから僕を見てくれ 血の味がして良かった 舌が燃えるような 甘い期待 ただ待っていた 淡い願い 漂っていた 弱い心 見つめていた 黙ることは出来なかった 抱いていたディザイア 消したい災いが 火のないところに煙が上がって 生きているこの際だ どうなったっていいや どうせ灰になるなら生命に燃やされて

Romanji

damaru seimei hibi ni sairen sakebu omoi wa tsune ni sairento de nagarete ai mo kawarazu kyou mo tadoritsukenai hijou kaidan “akogare” “akirame” ga hachi no ji egaite ruupu shite deguchi e michibiku akari wa kokoro ga kogareru hou e daiteita dizaia keshitai wazawai ga hi no nai tokoro ni joushiki nado nai daiteita genzai ga koukai wo niranda douse hai ni naru kara boku wo mite kure kimi no hi wa kie shounen wa moe todokanai koe tsunoru modokashisa de kowarete ai mo kawarazu kyou mo yuku ate no nai kido airaku ishiki wa tadareteiru kagerou no you ni seijaku de sore demo mada yumemireru yureru fureru kibou matteita jidai ga keshitai wazawai wo hikizurimodoshi karada ni sakarau daiteita genzai ga koukai wo niranda douse hai ni naru kara boku wo mite kure kure kure kure kure chi no aji ga shite yokatta shita ga moeru you na amai kitai tada matteita awai negai tadayotteita yowai kokoro mitsumeteita damaru koto wa dekinakatta daiteita dizaia keshitai wazawai ga hi no nai tokoro ni kemuri ga agatte ikiteiru kono sai da dou nattatte ii ya douse hai ni naru nara seimei ni moyasarete

English

Silent life, sirens every day Screaming thoughts always flow silently The phase remains the same today. An emergency staircase that can't be reached "Longing" and "giving up" I'm drawing eight letters and looping The light leading to the exit is the one that the heart burns. Didia I was holding, the calamity I wanted to erase. There is no common sense in the place where there is no non. The present I was holding was a year of regret. It's going to be ashes anyway, so look at me. Your fire is gone, your right thoughts are on fire. The voice which doesn't reach is broken by the feeling of getting tired. The phase remains the same today. a joy and sorrow that is not addressed to go They are conscious of It's as quiet as a flame But I can still dream Swaying Touching Hope The days we've been waiting for are the calamity we want to erase. drag back against one's body The present I was holding was a year of regret. It's going to be ashes anyway, so look at me. It's good to have a taste of blood. My tongue is burning. Sweet expectations. I've just been waiting for you. It's a pale wish. It's drifting. A weak heart stared at me. I couldn't shut up. Didia I was holding, the calamity I wanted to erase. Where there's no fire, there's smoke This time I'm alive. I don't know what's going on. If it's going to be ashes anyway, it's burned to life.

Indonesia

Sirene di hari-hari kehidupan yang sunyi Perasaan yang berteriak selalu terdengar sunyi Sama halnya dengan hari ini Sepeeri tangga darurat yang tak bisa ku gapai "Menginginkan" dan "menyerah" Membentuk angka delapan dengan melingkar Cahaya yang menunjukkan jalan keluar bagi hati yang mendambakannya Bencana yang ingin ku hapus, dengan keinginan yang ku jaga Tak ada yang masuk akal, di tempat tanpa ada kesalahan Masa sekarang yang ku jaga menatap tajam penyesalan Lihatlah padaku, karena toh itu akan menjadi abu Apimu padam, kebenaran pun terbakar Suara yang tak tersampaikan, hancur karena rasa frustasi yang semakin besar Sama halnya dengan hari ini Emosi manusia pergi tanpa arah dan tujuan Kesadaran pun meradang Dalam keheningan seperti kabut asap Namun aku masih bisa bermimpi Bergetar, harapan yang ku sentuh Ku ingin menghapus bencana itu, itulah waktu yang ku nantikan Melawan tubuhku yang terus membujuk Masa sekarang yang ku jaga menatap tajam penyesalan Lihatlah padaku, karena toh itu akan menjadi abu Rasa darah yang luar biasa Seperti membakar lidahku Hanya menunggu harapan yang manis Keinginan samar yang melayang-layang Aku menatap hati yang lemah Jadi aku tak boleh hanya diam saja Bencana yang ingin ku hapus, dengan keinginan yang ku jaga Asap mengepul meski tak ada api di tempat ini Kini aku terus hidup, tak peduli apapun yang terjadi Jika toh akan menjadi abu, ku akan membakarnya dengan sisa hidupku